Ritual ngeyeuk seureuh, makna dan tata caranya..

Setiap adat pernikahan pasti memiliki prosesi yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pernikahan adat Sunda. Seperti yang kita saksikan dalam pernikahan fenomenal Raisa Andriana dan Hamish Daud.
 

Raisa yang berdarah Sunda menjalani berbagai ritual adat menjelang pernikahannya, mulai dari proses siraman atau dalam bahasa Sunda dengan Ngebakan, juga prosesi Ngeyeuk Seureuh. Nah, untuk prosesi Ngeyeuk Seureuh mungkin masih sedikit asing di telinga kita. Apa sih makna dan bagaimana ritual Ngeyeuk Seureuh ini?

Kata ngeuyeuk seureuh sendiri berasal dari ngaheuyeuk yang artinya mengolah. Acara ini biasanya dihadiri oleh kedua calon pengantin beserta keluarganya yang dilaksanakan pada malam hari sebelum akad nikah. Kedua calon mempelai meminta restu pada orangtua masing-masing dengan disaksikan sanak keluarga. Lewat prosesi ini pula orangtua memberikan nasihat lewat lambang benda-benda yang ada dalam prosesi.








Prosesi ini dipimpin oleh seorang Nini Pangeuyeuk (juru rias), dan berikut tata cara ngeuyeuk seureuh.

1. Nini Pangeuyeuk memberikan 7 helai benang kanteh sepanjang 2 jengkal kepada kedua calon mempelai. Sambil duduk menghadap dan memegang ujung-ujung benang, kedua mempelai meminta izin untuk menikah kepada orangtua mereka.

2. Pangeuyeuk membawakan Kidung berisi permohonan dan doa kepada Tuhan sambil nyawer (menaburkan beras sedikit-sedikit) kepada calon mempelai, simbol harapan hidup sejahtera bagi sang mempelai.

3. Calon mempelai dikeprak (dipukul pelan-pelan) dengan sapu lidi, diiringi nasihat untuk saling memupuk kasih sayang.

4. Kain putih penutup pangeuyeukan dibuka, melambangkan rumah tangga yang bersih dan tak ternoda. Menggotong dua perangkat pakaian di atas kain pelekat, hal ini melambangkan kerja sama pasangan calon suami istri dalam mengelola rumah tangga.

5. Calon pengantin pria membelah mayang jambe dan buah pinang. Mayang jambe melambangkan hati dan perasaan wanita yang halus, buah pinang melambangkan suami istri saling mengasihi dan dapat menyesuaikan diri. Selanjutnya calon pengantin pria menumbuk alu ke dalam lumping yang dipegang oleh calon pengantin wanita.

6. Membuat lungkun, yakni berupa dua lembar sirih bertangkai berhadapan digulung menjadi satu memanjang, lalu diikat benang. Kedua orangtua dan tamu melakukan hal yang sama, melambangkan jika ada rezeki berlebih harus dibagikan.

7. Diaba-abai oleh pangeuyeuk, kedua calon pengantin dan tamu berebut uang yang berada di bawah tikar sambil disawer. Melambangkan berlomba mencari rezeki dan disayang keluarga.

8. Kedua calon pengantin dan sesepuh membuang bekas ngeuyeuk seureuh ke perempatan jalan, simbolisasi membuang yang buruk dan mengharap kebahagiaan dalam menempuh hidup baru.

9. Menyalakan tujuh buah pelita, sebuah kosmologi Sunda akan jumlah hari yang diterangi matahari dan harapan akan kejujuran dalam mebina kehidupan rumah tangga.

For more update/info :
www.veponid.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keunikan pernikahan adat minahasa..

Apa sih bridal shower itu?

Tips mempersiapkan pernikahan tanpa menggunakan jasa Wedding Organizer, team veponid punya tipsnya nih guys..